Minggu, 05 Januari 2014

CONTOH LAPORAN PERJALANAN

LAPORAN PERJALANAN
KE LABORATORIUM GEOSPASIAL PESISIR
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah IPS1
yang diampu oleh dosen Dhiniaty Gularso, S.Si, M.Pd.



Oleh: 
Oktarina Indrawati 12144600010

A1-12
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
YOGYAKARTA
2013



A. Laboratorium Geospasial Pesisir Parangtritis
Laboratorium Geospasial Pesisir Parangtritis  dibangun tahun 2006 oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) yang dulunya dikenal dengan nama Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), bekerjasama dengan Fakultas Geografi UGM dan Pemerintah Derah Bantul. Tugas utamanya adalah melakukan riset yang berhubungan dengan segala sesuatu tentang kepesisiran. Diantaranya tentang gumuk pasir yang membentang luas di pesisir pantai desa Parangtritis dan merupakan satu fenomena alam yang unik, peta potensi ikan bagi nelayan, dan pembuatan basis data spasial.

Laboratorium yang terletak di atas lahan pasir seluas 2 ha di dusun Depok desa Parangtritis ini terdiri dari 6 unit bangunan utama. Satu unit bangunan untuk kantor, satu unit yang berbentuk piramid untuk ruang pertemuan yang juga bisa digunakan unutk kegiatan penyuluhan, seminar dan diskusi, satu unit bangunan museum tentang segala jenis pasir pantai dan bebatuan serta karang laut, satu unit bangunan yang menghubungkan bangunan piramid dengan museum yang dikenal dengan lorong pengetahuan, satu unit kantin, dan satu unit mess.

Tiga bangungan utama yang ada di sana, mencoba menggambarkan proses terjadinya gumuk pasir itu sendiri. Bangunan berbentuk piramid menggambarkan gunung merapi yang sering erupsi dan menghasilkan pasir. Pasir dari gunung merapi tersebut mengalir ke laut melalui kali Opak, yang digambarkan dengan bangunan lorong pengetahuan. Sedangkan museum pasir, bebatuan, dan karang laut, menggambarkan gumuk pasir yang ada di Parangtritis. Pasir yang terbawa ke laut dihempas kembali ke tepian oleh gelombang laut dan setelah kering tertiup oleh angin tenggara yang cukup kuat sehingga terbentuklah gumuk pasir itu.

Menurut pamandu khusus dari Laboratorium Geospasial, ketika ditemui di kantor Laboratorium Geospasial menjelaskan bahwa semua pasir pantai yang berwarna hitam berasal dari gunung berapi. Sedangkan pasir pantai yang berwarna putih terjadi dari penghancuran karang laut oleh biota laut itu sendiri. Pemandu juga menjelaskan bahwa di musem tersebut juga disimpan berbagai alat pembuat peta data dan juga sebagai ruang penerima data Citra Satelit NOA.

Keberadaan gumuk pasir yang membentang di 4 pedukuhan : Depok, Grogol IX, Grogol X, dan Mancingan bermanfaat sebagai objek wisata dan objek penelitian serta berfungsi juga sebagai penahan tsunami dan filter air laut yang merembes ke darat. Air sumur di sekitar gumuk pasir ini tidak ada yang asin, semuanya air tawar murni. Kondisi gumuk pasir di Parangtritis terus menyempit dan tinggal 30- 40 % saja dari kondisi semula.

Menyempitnya lahan gumuk pasir disebabkan adanya pendirian bangunan dan tumbuhnya pepohonan seperti mete dan cemara udang yang menghambat tertiupnya pasir oleh angin tenggara. Tipe gumuk pasir yang ada di Parangtritis adalah gumuk pasir barcan yang cenderung berbentuk cembung. Mulai tahun 2012, Laboratorium Geospasial Pesisir Parangtritis diberi kepercayaan oleh BIG untuk merancang sendiri rencana penelitian yang akan dilakukan. Fokus penelitian masih tentang dinamika gumuk pasir, pendugaan potensi ikan dan pembangunan basis data geospasial.

B. LAPORAN PERJALANAN
1) Nama kegiatan :
Perjalanan atau kunjungan ke Laboratorium Geospasial Pesisir, Parangtritis, Bantul, Yogyakarta.

2) Dasar Pemikiran :
Laporan perjalanan ini ditulis untuk memenuhi tugas akhir smester III matakuliah IPS 1 yang diampu oleh dosen Dhiniaty Gularso, S.Si, M.Pd.

3) Tujuan perjalanan :
Perjalanan ke Laboratorium Geospasial Pesisir, Parangtritis, ini bertujuan agar mahasiswa PGSD Universitas PGRI Yogyakarta Angkatan 2012 dapat mengetahui potensi dan manfaat kekayaan sumberdaya pesisir Indonesia bagi masyarakat luas (lokal, nasional, dan internasional), mengetahui kejadian geografis yang terdapat di gumuk pasir, proses terbentuknya gumuk pasir, bentuk-bentuk gumuk pasir, kondisi gumuk pasir dari tahun ke tahun, model perubahan  alat-alat yang digunakan untuk membuat peta, mengukur ketinggian air laut, jenis-jenis pasir, jenis-jenis batu, mengetahui kejadian-kejadian alam di Indonesia seperti tsunami di Aceh tahun 2006 lalu, mengetahui potensi pesisir parangtritis, serta dapat turut serta melestarikan kekayaan sumberdaya pesisir Indonesia yang terdapat di daerah pesisir Parangtritis. 

4) Waktu Tempat dan Lokasi perjalanan :
Mahasiswa Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta Angkatan 2012 melakukan perjalanan ke Laboratorium Geospasial Pesisir pada hari Sabtu, 14 Desember 2013 mulai pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB.

5) Peserta
Peserta perjalanan ke Laboratorium Geospasial Pesisir adalah Mahasiswa Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta Angkatan 2012.

6) Hal-hal yang diamati :
Di Laboratorium Geospasial Pesisir, mahasiswa PGSD Universitas PGRI Yogyakarta diperlihatkan tentang profil Laboratorium Geospasial Pesisir, yang menyebutkan bahwa Laboratorium Geospasial Pesisir ini merupakan tempat melakukan riset yang berhubungan dengan segala sesuatu tentang kepesisiran. Diantaranya tentang gumuk pasir yang membentang luas di pesisir pantai desa Parangtritis serta tempat pembuatan peta potensi ikan bagi nelayan, dan pembuatan basis data spasial.
Di lantai dua gedung pusat Laboratorium Geospasial Pesisir, terdapat berbagai macam jenis pasir, batu, berbagai macam bentuk gumuk pasir, foto-foto peristiwa alam di Indonesia, termasuk tsunami di Aceh, penjabaran tentang proses terjadinya gumuk pasir, alat-alat untuk membuat peta, alat untuk mengukur ketinggian pasang surut air laut, serta miniatur Laboratorium Geospasial Pesisir. 

7) Pembahasan
Perjalanan ke Laboratorium Geospasial Pesisir yang diikuti oleh mahasiswa jurusan PGSD fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta Angkatan 2012 pada hari Sabtu, tanggal 14 Desember 2013, yang merupakan tugas akhir smester III matakuliah IPS1 yang diampu oleh dosen Dhiniaty Gularso, S.Si, M.Pd. bertujuan agar mahasiswa PGSD Universitas PGRI Yogyakarta Angkatan 2012 dapat mengetahui:
1. Potensi dan manfaat kekayaan sumberdaya pesisir Indonesia, khususnya potensi pesisir Parangtritis yang meliputi potensi pariwisata, kuliner, paralayang, dokar, pertanian, IPTEK dan pendidikan, serta  kelautan dan perikanan. 

2. Kejadian geografis yang terdapat di gumuk pasir, proses terbentuknya gumuk pasir, yaitu sebagai berikut:
  Di Yogyakarta terdapat gunung yang masih aktif, yakni Gunung Merapi. Gunung Merapi secara berkala mengeluarkan materialnya dari perut bumi. Material ini terbawa oleh arus sungai dimana sungai-sungai itu bermuara di sungai Progo. Material-material ini dari gunung masih  berukuran besar, tetapi karena terbentur atau karena arus sungai ataupun sesuatu yang lain maka material ini terpecah pecah dan hancur menjadi pasir. Di muara, material ini seharusnya menumpuk menjadi delta, tetapi karena ombak laut yang sangat besar di laut selatan, maka pasir-pasir tersebut terangkat ke pantai. Sesampainya di pantai, lalu pasir itu terdorong ke daratan oleh angin dan dibelokkan oleh tebing sehingga terbentuklah gumuk pasir atau sand dunes.
Menurut PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2012 TENTANG REHABILITASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL, gumuk pasir adalah ekosistem berupa bukit/gundukan pasir yang terbentuk akibat interaksi material penyusun dan aktivitas angin.

3. Berbagai macam bentuk gumuk pasir.
     Menurut penjelasan dari pemandu Laboratorium Geospasial Pesisir Parangtritis, gumuk pasir di pantai      selatan kota Yogyakarta berbentuk Barchans. 

4. Kondisi gumuk pasir dari waktu ke waktu yang sangat dinamis.

5. Alat-alat yang digunakan untuk membuat peta.

6. Alat pengukur ketinggian pasang surut air laut.

7. Jenis-jenis pasir, mulai dari pasir yang berwarna hitam, abu-abu hingga pasir yang berwarna putih.

8. Jenis-jenis batu,  yaitu batu granit, batu apung, batu pualam, batu kapur, dan sebagainya.

9. Kejadian-kejadian alam di Indonesia seperti tsunami di Aceh tahun 2006 lalu.

Pada akhirnya dengan diadakannya perjalanan ke Laboratorium Geospasial Pesisir pada tanggal 14 Desember 2013, mahasiswa jurusan PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta Angkatan 2012 diharapkan dapat turut serta melestarikan kekayaan sumberdaya pesisir Indonesia khususnya yang terdapat di daerah pesisir Parangtritis, Yogyakarta.





DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Informasi_Geospasial, diakses tanggal 15 Desember.
http://coretan-pena-pemula.blogspot.com/2013/07/sistematika-penulisan-laporan-perjalanan.html, diakses tanggal 15 Desember.
http://jogjasiana.com/laboratorium-geospasial-museum-gumuk-pasir, diakses tanggal 15 Desember.
http://bantulbiz.com/id/bizpage_wisata/id-464.html, diakses tanggal 15 Desember.
http://swarabumi.wordpress.com/2010/10/10/gumuk-pasir-parangtritis-hanya-ada-dua-di-dunia/, diakses tanggal 16 Desember.
http://dikyagustian.blogspot.com/2013/06/proses-terbentuknya-sand-dunes.html, diakses tanggal 16 Desember.
http://rovicky.wordpress.com/2008/06/09/gumuk-pasir-sand-dune/, diakses tanggal 16 Desember.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar