Rabu, 25 Desember 2013

MEDIA AUDIO


A.  Media Audio
Komunikasi yang bersifat auditif sangat mendominasi kehidupan manusia, demikian halnya dengan kegiatan pembelajaran, mulai tingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas sampai perguruan tinggi, penggunaan komunikasi audio banyak dipergunakan dibandingkan dengan kegiatan komunikasi lainnya.
Media audio adalah media yang penyampaian pesannya hanya dapat diterima oleh indera pendengaran. Karena media audio berkaitan dengan indera pendengaran, maka pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif, baik verbal (kata-kata atau bahasa lisan) maupun nonverbal (musik dan sound effect).
  
B.  Definisi Media Audio Menurut Para Ahli
1.  Menurut Sadiman ( 2005:49 )
Media audio merupakan media untuk menyampaikan pesan yang akan disampaikan dalam bentuk lambang-lambang auditif, baik verbal (kedalam kata-kata atau bahasa lisan ) maupun non verbal.
2.  Menurut Sudjana dan Rivai ( 2003 :129 )
Media audio untuk pengajaran adalah bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pita suara atau piringan suara), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga terjadi proses belajar mengajar.
Kaitannya dengan audio sebagai media pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa media audio yaitu sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau rangkaian pesan materi pembelajaran melalui suara-suara  ataupun bunyi yang direkam menggunakan alat perekam suara kemudian diperdengarkan kembali kepada peserta didik dengan menggunakan sebuah alat pemutarnya. 
Dari pengertian di atas, dapat diidentifikasi perangkat media audio terdiri dari:
1.  Perangkat keras (hardware) berupa alat-alat elektronik atau alat-alat lainnya.
2.  Perangkat lunak (software) atau material audio yang berupa rekaman pita suara atau radio kaset, rekaman piringan hitam, dan naskah program siaran radio. Namun, rekaman piringan hitam sudah semakin sulit dijumpai dan dalam proses pembelajaran piringan hitam jarang digunakan karena kurang praktis dan sukar pengadaannya.

C.  Fungsi Media Audio
Fungsi media audio menurut Arsyad ( 2003 : 44 ) beliau mengutip pendapat Sudjana dan Rivai ( 1991 : 130 ) adalah untuk melatih segala kegiatan pengembangan keterampilan terutama yang berhubungan dengan aspek–aspek keterampilan pendengaran. Hal-hal yang dapat dicapai dengan media audio ialah berupa:
1.    Pemusatan  perhatian  dan  mempertahankan  perhatian.
2.    Mengikuti pengarahan.
3.    Melatih daya analisis.
4.    Menentukan arti dan konteks.
5.    Memilah informasi dan gagasan.
6.    Merangkum , mengingat kembali dan menggali informasi.
Fungsi lain dari media audio adalah sebagi alat bantu bagi para pendidik, karena sifatnya hanya sekedar membantu, maka dalam pemanfaatannya memerlukan bantuan metode atau media lain, sehingga pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh pendengar akan sangat membantu keberhasilan pembelajaran.
Sudjana  (2005 : 129)  menambahkan  bahwa media audio dalam pembelajaran digunakan untuk:
1.    Pengajaran  musik  literaty  (pembacaan sajak) dan  kegiatan  dokumentasi.
2.    Pengajaran bahasa asing,  baik  secara  audio  ataupun secara audio visual.
3.    Pengajaran melalui radio atau radio pendidikan.
4.    Paket–paket untuk berbagai jenis materi yang memungkinkan siswa untuk melatih daya penafsirannya dalam suatu bidang studi.
       


D. Sifat Khas Media Audio
1.  Hanya mengandalkan suara (indera pendengaran).
2.  Cenderung satu arah.
3.  Mampu menggugah imaginasi

E.  Jenis-Jenis  Media Audio
Penyajian pengajaran atau pengetahuan melalui pendidikan audio atau pengalaman mendengar jenis alat yang dikategorikan ke dalam media audio, yaitu:
1.  Audio kaset
Audio kaset berupa pita magnetis (magnetic tape recording) yang dapat menghasilkan suara jika diputar dalam tape recorder. Penggunaan audio kaset untuk kepentingan pembelajaran belum memasyarakat secara maksimal karena selama ini audio kaset lebih banyak dimanfaatkan untuk kepentingan hiburan. Namun, sebenarnya audio kaset cukup efektif dan efisisen untuk dimanfaatkan dalam proses pembelajaran di kelas untuk keterampilan mendengar.
Rekaman audio merupakan jenis media yang dapat digunakan untuk pembelajaran bahasa, latihan membaca Al-Qur’an, dan latihan-latihan yang bersifat verbal. Misalnya, rekaman untuk pelajaran bahasa asing, rekaman kegiatan diskusi dan seminar, rekaman bacaan Al-Qur’an, rekaman ucapan huruf-huruf (makhraj) Al-Qur’an, rekaman pelajaran pendidikan agama untuk suatu forum pengajian, rekaman bacaan-bacaan sholat, doa-doa haji, dan sebagainya.
Rekaman materi pelajaran yang dikemas harus sesuai dengan tuntutan kurikulum, tujuan pembelajaran, metode, dan kondisi pembelajar. Pembelajaran tentang pengucapan (pronounciation) dan keterampilan mendengar (listening skill) sangat efektif jika menggunakan audio kaset. Dalam penggunaan audio kaset, yang perlu diperhatikan adalah manfaat, karakteristik positif dan negatif audio kaset.

a.  Beberapa kelebihan audio kaset sebagai media pendidikan diuraikan di bawah ini:
1.  Alat perekam pita magnetik mempunyai fungsi ganda yang efektif sekali, untuk merekam, menampilkan rekaman, dan menghapusnya. Playback dapat segera dilakukan setelah rekaman selesai pada mesin yang sama.
2.  Pita rekaman dapat diputar berulang-ulang tanpa mempengaruhi volume.
3.  Rekaman dapat dihapus secara otomatis dan pitanya bisa dipakai lagi.
4.  Pita rekaman dapat digunakan sesuai jadwal yang ada. Guru dapat secara langsung mengontrolnya.
5.  Program kaset dapat menyajikan kegiatan-kegiatan atau hal-hal di luar sekolah. (Hasil wawancara atau rekaman-rekaman kegiatan).
6.  Program kaset bisa menimbulkan berbagai kegiatan (diskusi, dramatisasi, dan sebagainya).
7.  Program kaset memberikan efisiensi dalam pengajaran bahasa (Laboratorium bahasa).


b.  Audio kaset mempunyai kelemahan sebagai berikut:
1.  Daya jangkaunya terbatas. Jika radio sekali disiarkan dapat menyiarkan pendengar yang massal tempat-tempat yang berbeda, program kaset hanya terbatas ditempat program disajikan saja.
2.  Dari segi biaya pengadannya bila untuk sasaran yang banyak jauh lebih mahal.

c.   Manfaat media rekaman audio kaset:
1.    Menyajikan kegiatan di luar kelas ataupun di luar sekolah. Misal, wawancara, rekaman kegiatan, dan sejenisnya.
2.    Menimbulkan berbagai kegiatan. Misal, diskusi, dramatisasi, dan sejenisnya.
3.    Memberikan efisiensi dalam pengajaran bahasa dan musik.
4.    Pada pelajaran pendidikan agama Islam, dapat memberikan efisiensi dalam pengajran Al-Qur’an, bahasa Arab, tuntunan bacaan sholat, tuntunan bacan doa-doa ibadah haji, dan sebagainya.

d.  Karakteristik positif audio kaset:
1.    Untuk tujuan kognitif, audio kaset dapat digunakan untuk mengajar pengenalan suara suatu obyek belajar.
2.    Untuk tujuan psikomotorik, audio kaset dapat digunakan untuk mengajar keterampilan verbal.
3.    Materi pelajaran sudah terpaket sedemikian rupa sehingga mudah diproduksi.
4.    Pengadaan relatif mudah, terutama jika dibandingkan dengan media audio-visual.
5.    Dapat diisi dengan pengajarn berprogram, sehingga dapat digunakan untuk belajar mandiri atau belajar sendiri.
6.    Dapat memotivasi suasana belajar, karena dapat dilengkapi dengan unsur musik.
7.    Praktis penggunaannya, terutama sifatnya yang mudah digunakan dan dapat diputar kembali secara berulang-ulang sesuai dengan keinginan.

e.  Karakteristik negatif audio kaset:
1.    Daya jangkau terbatas.
2.    Apabila diperuntukkan untuk jangkauan luas, pengadaan audio kaset mahal.
3.    Kurang efektif untuk materi pelajaran yang mempunyai kadar kesukaran tinggi, seperti matematika, kimia, dan fisika.
4.    Audio kaset lebih mudah menciptakan suasana jenuh dan membosankan.


2.  Radio
 Elektronik secara teknis adalah sebuah alat elektronik yang dilengkapi dengan perangkat penerima gelombang elektromaknetis dan perangkat penyiaran. Maka dalam konteks ini, pengertian radio sebagai media pembelajaran lebih ditonjolkan pada radio siaran (broadcast). Radio merupakan media audio yang disiarkan. Program radio telah lama digunakan sebagai sarana pembelajaran untuk menyampaikan materi pembelajaran pada beberapa lembaga pendidikan jarak jauh di seluruh dunia termasuk Indonesia. Fungsi radio adalah menyampaikan pesan atau pembelajar. Media radio sebagai media pembelajaran tentu juga memiliki keterbatasan dan kelebihan.

a.  Kelebihan media radio:
Media radio merupakan media siaran, juga dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk menyampaikan materi pembelajaran dan pada beberapa lembaga pendidikan jarak jauh media ini sudah lazim digunakan. Radio sebagai media siaran memiliki kelebihan sebagai berikut:
1.  Harganya relatif murah dan variasi programnya lebih banyak daripada televisi.
2.  Mudah dipindahkan (mobile).
3.  Jika digunakan bersama-sama dengan alat perekam, radio dapat mengatasi problem jadwal.
4.  Program radio dapat direkam dan diputar lagi sesuka pemakai.
5.  Program audio dapat mengembangkan daya imajinasi.
6.  Siaran lewat suara terbukti sangat tepat atau cocok untuk mengajarkan musik, bahasa, dan Al-Qur’an.
7.  Dapat merangsang partisipasi aktif pendengar. Sambil mendengarkan, siswa bisa menggambar, menulis, melihat peta, menyanyi ataupun menari.
8.  Radio dapat memusatkan perhatian siswa pada kata-kata yang digunakan, pada bunyi dan artinya. Terutama bagi program sastra atau puisi.
9.  Radio dapat mengerjakan hal-hal tertentu secara lebih baik bila dibandingkan dengan jika dikerjakan oleh guru, antara lain:
1.  Radio dapat menampilkan ke dalam kelas “guru-guru yang ahli” dalam bidang studi tertentu, sehingga dapat mengatasi masalah kekurangan guru yang layak untuk mengajar.
2.  Pelajaran lewat radio lebih bermutu, baik dari segi ilmiah maupun metodis. Ini mengingat guru-guru kita jarang yang mempunyai waktu dan sumber-sumber untuk mengadakan penelitian dan menambah ilmu, sehingga bisa dibayangkan bagaimana mutu pelajarannya.
3.  Radio dapat menyajikan laporan-laporan seketika (on the spot). Pelayanan radio yang sudah maju mempunyai banyak sumber di perpustakaan arsipnya yang siap dipakai.
4.  Siaran-siaran yang aktual dapat memberikan suasana kesegaran (immediacy) pada sebagian besar topik.
10.  Radio dapat menegrjakan hal-hal tertentu yang tidak dapat dikerjakan oleh guru. Radio dapat menyajikan pengalaman-pengalaman dunia luar kelas. Kisah petualangan seorang pengembara bisa dituturkan ke kelas-kelas secara langsung lewat radio.
11.  Radio dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, jangkauannya luas.

b.  Kelemahan media radio:
1)  Sifat komunikasinya hanya satu arah (one way communication).
2)  Siarannya disentralisasikan sehingga pengajar tidak dapat mengontrolnya.
3)  Proses integrasi siaran radio ke dalam kegiatan proses pembelajaran di kelas seringkali menyulitkan. Artinya, penjadwal pelajaran dan siaran menimbulkan masalah.
4)  Program siaran lebih banyak hiburan, sehingga tidak dapat diisi dengan materi pelajaran dalam porsi yang banyak.
5)  Kurang dapat membahas mata pelajaran secara mendalam, karena dibatasi oleh jam siaran suatu program siaran radio.
6)  Komunikasi satu arah maka memerlukan perhatian serius untuk mengingat materi yang telah disampaikan lewat program siaran radio. Bagi pendengar atau pembelajar yang lemah daya ingatnya akan mengalami kesulitan untuk mengingat-ingat kembali materi pelajran yang telah disampaikan.

Selain ada kelebihan serta kelemahan radio, ada beberapa hal yang dapat dipertimbangkan untuk penggunaan radio sebagai media pembelajaran, yaitu:
1)  Program pengajaran melalui radio akan menampilkan pengajar ahli dalam bidang tertentu yang mungkin jarang ditampilkan di sekolah atau di kelas.
2)  Program siaran radio lebih bermutu dari segi ilmiah dan metodisnya.
3)  Program siaran radio laporan-laporannya seketika (on the spot), karena banyak sumber.
4)  Program siaran radio, suasana kesegaran dan program siarannya tetap aktual.
5)  Mengerjakan hal-hal tertentu yang mungkin tidak dapat dikerjakan oleh pengajar di kelas.
6)  Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu serta daya jangkauannya sangat luas.


c.   Laboratorium bahasa
Laboratorium bahasa dikategorikan sebagai media audio, karena media ini menggunakan seperangkat “alat-alat audio” yang berupa tape recorder dan pita kaset yang disalurkan melalui kabel pada headphone. Dengan perangkat alat-alat ini, program pengajaran bahasa dapat mengkoordinasi pendengaran pembelajar sehingga lebih terkonsentrasi pada materi pelajaran bahasa.
Laboratorium bahasa merupakan alat untuk melatih pembelajar mendengar dan berbicara dalam bahasa asing dengan jalan menyajikan materi pelajaran yang disiapkan sebelumnya. Media yang dipakai adalah alat perekam. Jadi, dapat dikatakan bahwa laboratorium bahasa terdiri dari seperangkat alat-alat elektronik auditif, yang melatih pembelajar mendengarkan dan berbicara.
Media laboratorium sebagai media audio memiliki beberapa manfaat, yaitu:
1)   Latihan pendengaran, sehingga seseorang dapat melafalkan kata-kata asing yang didengar melalui headphone secara fasih seperti aslinya.
2)  Latihan pengucapan, pembelajar menirukan ucapan pengajar yang melalui headphone  secara baik dan tepat.
3)  Pembelajar dapat membandingkan ucapannya dengan ucapan pengajar.
4)  Pembelajar dapat segera memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuatnya.
5)  Laboratorium bahasa, selain dimanfaatkan untuk pengajaran bahasa asing, juga dapat digunakan untuk pengajaran Al-Qur’an. Pengajaran membaca Al-Qur’an juga mengandalkan “pendengaran” (audio) untuk mengidentifikasi ucapan huruf-huruf secara benar dan fasih. Dengan pengajaran membaca Al-Qur’an melalui laboratorium bahasa, pembelajar dapat mendengarkan bacaan Al-Qur’an secara jelas dan fasih dari pengajar. Pembelajar dapat menirukan ucapan dan bacaan pengajar, dan sekaligus dapat mendengarkan bacaan sendiri. Pembelajar dapat membandingkan bacaannya sendiri dengan bacaan pengajarnya, dan dapat melakukan perbaikan apabila terjadi kesalahan bacaan dari pembelajar.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tekanan utama media laboratorium bahasa adalah pada:
a)    Pendengaran, yaitu cara mendengarkan yang benar sangat penting dalam proses belajar bahasa asing dan belajar membaca Aal-Qur’an, sehingga tidak terjadi salah persepsi, mengucapkan, membaca serta memberikan makna atau terjemahan. Apabila terjadi kesalahan dalam mendengar maka akan mengacaukan ucapan, bacaan dan pemaknaan selanjutnya yang juga berakibat pada kesalahan persepsi.
b)   Latihan mengucapkan dengan baik dan fasih, maka untuk pembelajaran membaca Al-Qur’an, lebih efektif dapat dilakukan dengan menggunakan media laboratorium bahasa.

F.    Macam-Macam Alat Penyimpanan File Audio
1.   Piringan Hitam (PH)
Alat penyimpan file audio (modern) yang pertama ditemukan adalah piringan hitam. Ia memiliki pena bergetar yang berfungsi untuk menghasilkan bunyi/suara dari sebuahdisc. Alat yang diperlukan untuk memutar piringan hitam adalah Gramophone.
2.   Kaset
Kaset adalah alat penyimpan file audio yang berbentuk pita kaset. Setiap pita kaset mampu menyimpan file audio yang berdurasi sekitar 1 jam di setiap sisinya. Kualitas suaranya cukup baik. Penurunan kualitas suara dapat terjadi jika pita kaset rusak, jamuran, kotor dan lain-lain. Alat untuk memutar kaset bisa berupa radio tape, tape deck atau bisa juga diputar dengan menggunakan walkman.
3.   CD dan DVD
CD ( Compact Disc ) dan juga DVD ( Digital Compact Disc ) adalah sebuah media penyimpanan file audio yang dibuat untuk merampingkan sistem penyimpanannya. Selain ramping, keduanya memiliki kemampuan menyimpan file yang lebih banyak jika dibandingkan dengan pita kaset. Kualitas suara yang dihasilkan juga lebih bagus. Kualitas suara akan menurun atau bahkan hilang jika permukaandisc tergores,  kotor,  berjamur atau mengalami kerusakan lainnya.  Alat yang diperlukan untuk memutar CD atau DVD audio adalah CD player dan atau DVD player.
4.   MP3
MP3 merupakan salah satu bentuk (format) penyimpanan file audio digital yang dianggap popular saat iini. Disamping ukuran filenya yang lebih kecil, MP3 juga memberikan kualitas suara yang lebih bagus jika dibandingkan dengan CD audio. Alat untuk memutar MP3 adalah MP3 player. Selain itu MP3 juga bisa diputar dengan iPod. iPod adalah salah satu merk dari serangkaian alat pemutar media digital yang dirancang, dikembangkan dan dipasarkan oleh Apple Computer.
5.   Audio Digital (WAV)
WAV atau Waveform audio format, merupakan salah satu format penyimpanan file audio yang dirancang dan dikembangkan oleh microsoft dan IBM. Perangkat yang diperlukan untuk memutar WAV salah satunya adalah  iPod. iPod merupakan salah satu merk sebuah alat pemutar WAV yang dikeluarkan oleh Aplle Computer. Microsoft juga mengeluarkan produk sejenis yang bisa digunakan untuk memutar WAV  maupun  MP3, dengan merk Zune.
G.   Prosedur Pembuatan Media Audio
Pembuatan media audio pembelajaran memerlukan beberapa tahapan kegiatan. Tahapan kegiatan tersebut,  yaitu pra-produksi, produksi, dan pasca produksi.
1.  Pra Produksi
Kegiatan-kegitan yang dilakukan pada tahapan Pra Produksi yaitu telaah kurikulum dan penulisan naskah.
a.  Telaah Kurikulum
Dalam mengembangkan media untuk menunjang pembelajaran, semestinya mengacu pada kurikulum. Kurikulum dijadikan sebagai acuan utama, dalam menentukan kompetensi yang akan dimuat untuk diajarkan kepada siswa melalui media audio. sehingga media pembelajaran yang dibuat sesuai dengan tujuan dan tepat sasaran. 
Telaah kurikulum harus dilakukan oleh guru, dikaji oleh ahli materi dan ahli media. peranan Guru adalah menentukan materi dalam media yang dapat mewakili kompetensi yang diharapkan yang akan yang sesuai dengan kompetensi dan jejang pendidikan. Sebagai contoh, materi SD harus ditelaah oleh guru SD, materi SMP ditelaah oleh guru SMP, dan seterusnya.
Peranan ahli materi yaitu untuk menjaga agar materi tetap harus benar dan sesuai dengan sasaran tidak lebih dan tidak kurang. Di samping itu ahli materi juga harus menginformasikan perkembangan ilmu tersebut yang terkini.
Peranan ahli media harus mengkaji dan memastikan pemilihan materi yang akan diangkat ke dalam media audio sesuai dengan karakteristik media tersebut, karena tidak semua materi yang ada di kurikulum dapat dibuat ke dalam media audio secara menarik.
b.  Penulisan Naskah
Langkah selanjutnya yaitu penulisan naskah. Naskah ditulis oleh orang yang dianggap mampu untuk menulis naskah audio. Naskah yang ditulis akan dikaji oleh ahli materi dan ahli media. Ahli materi akan mengkaji kebenaran, kecukupan, dan ketepatan pemilihan aplikasi atau contohnya. Sedangkan ahli media akan mengkaji kemenarikan penyampaian materi tersebut sesuai karakteristik media audio, misalnya pemain, perwatakan, pilihan kata/bahasa, konflik, musik, sound effect, dll.
Tahapan penulisan naskah, yaitu persiapan, penelitian, pengorganisasian informasi,               penulisan sinopsis dan treatment, dan skenario/naskah.
2.  Produksi
Produksi media audio ini diawali dengan diterimanya naskah oleh team produksi. Setelah itu dilakukan langkah-langkah produksi, yaitu: pembentukan tim produksi, rembug naskah (script conference), Pemilihan pemain (casting), latihan kering, rekaman (recording), editing dan mixing, preview, pembuatan master (mastering).
a.  Team Produksi
Produksi media audio ini merupakan kerja bersama(team work), kerja dari sekelompok orang yang memiliki keahlian atau ketrampilan berbeda, sehingga diperlukan koordinasi antar anggota tim sehingga terwujud media audio yang baik, menarik dan komunikatif. Anggota tim tersebut yaitu :
1)     Sutradara, orang yang bertanggung jawab atas semua aspek manajemen dan artistik  dari sebuah produksi.
2)     Operator, mempersiapkan peralatan rekam dan bertanggung jawab atas  hasil  perekaman.
3)     Teknisi, mengontrol dan memastikan semua peralatan dalam keadaan siap  pakai.
4)     Penata musik, mempersiapkan musik dan sound effect sesuai dengan naskah.
5)     Editor, melakukan koreksi terhadap hasil rekaman dan melakukan mixing tutur (dialog / drama) dengan musik dan sound effect yang diperlukan sesuai naskah.

c.      Rembuk Naskah (Script Conference)
Setelah Sutradara menerima dan mempelajari, kemudian dilakukan rembuk naskah dengan penulis naskah, ahli materi dan ahli media. Rembuk naskah diperlukan untuk menyamakan persepsi pemahaman terhadap naskah, sehingga apabila diproduksi tidak terjadi kesalahan yang fatal.
d.     Pemilihan Pemain (Casting)
Setelah rembuk naskah dilakukan, langkah selanjutnya yaitu pemilihan pemain. Pemain disini adalah orang yang akan memerankan tokoh dalam naskah. Pemilihan pemain yang baik, sesuai dengan karakter tokoh yang dituntut dalam naskah akan membuat media audio bagus dan menarik.
e.     Latihan Kering
Latihan kering maksudnya, para pemain diberi kesempatan untuk mempelajari naskah dan berlatih sebelum rekaman, agar mereka benar-benar paham akan isi pesan, alur cerita dan peran masing-masing dalam naskah tersebut. Hal ini untuk menghindari banyak kesalahan pada saat rekaman.
f.      Rekaman(Recording)
Rekaman adalah proses pengambilan suara dari masing-masing pemain. Sutradara adalah pengendali sepenuhnya jalannya rekaman. Sutradara bertanggung jawab atas kualitas hasil rekaman.
g.     Editing dan Mixing
Editing:   maksudnya adalah membuang atau memotong kata-kata salah yang   dianggap tidak perlu atau juga menambah efek, misalnya echo.
Mixing: maksudnya mencampur atau menambah musik, background, dan soundeffect sehingga media audio lebih terkesan menarik.
h.    Preview
Preview adalah kegiatan evaluasi terhadap hasil produksi. Preview ini dilakukan oleh tim yang melibatkan pengkaji materi, pengkaji media, dan sutradara sebagai penanggung jawab produksinya. Evaluasi terhadap hasil produksi ini ditinjau dari segi materi dan media. Dari segi materi misalnya ketepatan pengucapan. Tinjauan media, misalnya ketepatan penggunaan musik, efek suara (sound effect), kualitas suara, meliputi ada tidaknya noise, kestabilan volume. Jika hasil produksi belum dinyatakan layak, maka harus dilakukan perbaikan sesuai dengan masukan tim preview.
i.      Pembuatan Master Audio Pembelajaran (Mastering)
Menyimpan atau merekam hasil produksi media audio pembelajaran ini dalam kaset, CD, atau media penyimpanan lainnya. Master media audio pembelajaran ini yang kemudian akan dijadikan master jika diperlukan penggandaan.
j.      Cara Penggunaan Media Audio
Dalam pembuatan atau penggunaan media ada beberapa peralatan pokok yang harus diperhatikan yaitu:  mikrofon, alat perekam (recorder ), alat pemutar hasil   rekaman ( player), alat penyampur sumber suara (mixer) dan beberapa fasilitas lainnya yang diperlukan, Rivai ( 2005 : 152 ).

Langkah–langkah untuk mempersiapkan Media Audio,  Arsyad (2003:46) adalah:
a.    Mempersiapkan diri.
b.    Mempersiapkan kesiapan siswa.
c.    Mendiskusikan membahas materi program audio.
d.    Mendengarkan materi audio yang akan dibahas.

Sedangkan menurut,  Sudjana ( 2005 : 130 )  langkah – langkah yang harus dipersiapkan dalam menggunakan media audio meliputi tiga hal,  yaitu :
a. Langkah persiapan meliputi : persiapan dalam merencanakan, memberikan pengarahan terhadap siswa mengenai ide – ide yang sulit, menentukan sasaran dan  periksa peralatan.    
b.  Langkah penyajian meliputi : menyajikan waktu yang tepat, mengatur situasi ruangan, berikan motivasi untuk siswa.
c.    Tindak lanjut.

Teknik penggunaan rekaman menurut,  Hamalik (1994 : 103)  antara lain:
a.    Kelas harus dibawa kearah belajar mendengarkan rekaman secara aktif.
b.    Guru hendaknya mengenal dan memahami rekaman tersebut.
c.    Menguasai penggunaan rekaman dan cakap mempergunakan rekaman



Tidak ada komentar:

Posting Komentar