A. Media
Audio
Komunikasi
yang bersifat auditif sangat mendominasi kehidupan manusia, demikian halnya
dengan kegiatan pembelajaran, mulai tingkat sekolah dasar, sekolah menengah
pertama, sekolah menengah atas sampai perguruan tinggi, penggunaan komunikasi
audio banyak dipergunakan dibandingkan dengan kegiatan komunikasi lainnya.
Media audio adalah media yang penyampaian
pesannya hanya dapat diterima oleh indera pendengaran. Karena media audio
berkaitan dengan indera pendengaran, maka pesan yang akan disampaikan
dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif, baik verbal (kata-kata atau bahasa
lisan) maupun nonverbal (musik dan sound
effect).
B. Definisi Media Audio Menurut Para Ahli
1. Menurut
Sadiman ( 2005:49 )
Media audio merupakan media untuk
menyampaikan pesan yang akan disampaikan dalam bentuk lambang-lambang auditif,
baik verbal (kedalam kata-kata atau bahasa lisan ) maupun non verbal.
2. Menurut
Sudjana dan Rivai ( 2003 :129 )
Media
audio untuk pengajaran adalah bahan yang mengandung pesan dalam bentuk
auditif (pita suara atau piringan suara), yang dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga terjadi proses belajar
mengajar.
Kaitannya
dengan audio sebagai media pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa media audio yaitu
sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau rangkaian pesan materi
pembelajaran melalui suara-suara ataupun bunyi yang direkam menggunakan
alat perekam suara kemudian diperdengarkan kembali kepada peserta didik dengan
menggunakan sebuah alat pemutarnya.
Dari
pengertian di atas, dapat diidentifikasi perangkat media audio terdiri dari:
1. Perangkat keras (hardware) berupa alat-alat elektronik atau alat-alat lainnya.
2. Perangkat lunak (software) atau material audio yang berupa rekaman pita suara atau
radio kaset, rekaman piringan hitam, dan naskah program siaran radio. Namun,
rekaman piringan hitam sudah semakin sulit dijumpai dan dalam proses
pembelajaran piringan hitam jarang digunakan karena kurang praktis dan sukar
pengadaannya.
C. Fungsi Media Audio
Fungsi media audio menurut Arsyad ( 2003 : 44
) beliau mengutip pendapat Sudjana dan Rivai ( 1991 : 130 ) adalah untuk
melatih segala kegiatan pengembangan keterampilan terutama yang berhubungan
dengan aspek–aspek keterampilan pendengaran. Hal-hal yang dapat dicapai dengan
media audio ialah berupa:
1.
Pemusatan
perhatian dan mempertahankan perhatian.
2.
Mengikuti
pengarahan.
3.
Melatih
daya analisis.
4.
Menentukan
arti dan konteks.
5.
Memilah
informasi dan gagasan.
6.
Merangkum ,
mengingat kembali dan menggali informasi.
Fungsi lain dari media audio adalah sebagi
alat bantu bagi para pendidik, karena sifatnya hanya sekedar membantu, maka
dalam pemanfaatannya memerlukan bantuan metode atau media lain, sehingga pengalaman
dan pengetahuan yang dimiliki oleh pendengar akan sangat membantu keberhasilan
pembelajaran.
Sudjana (2005 : 129) menambahkan
bahwa media audio dalam pembelajaran digunakan untuk:
1.
Pengajaran
musik literaty (pembacaan sajak) dan kegiatan dokumentasi.
2.
Pengajaran
bahasa asing, baik secara audio ataupun secara audio visual.
3.
Pengajaran
melalui radio atau radio pendidikan.
4.
Paket–paket
untuk berbagai jenis materi yang memungkinkan siswa untuk melatih daya
penafsirannya dalam suatu bidang studi.
D. Sifat Khas Media Audio
1. Hanya mengandalkan suara (indera pendengaran).
2. Cenderung satu arah.
3. Mampu menggugah imaginasi
E. Jenis-Jenis Media Audio
Penyajian pengajaran atau pengetahuan melalui
pendidikan audio atau pengalaman mendengar jenis alat yang dikategorikan ke
dalam media audio, yaitu:
1. Audio kaset
Audio kaset berupa pita magnetis (magnetic tape
recording) yang dapat menghasilkan suara jika diputar dalam tape recorder.
Penggunaan audio kaset untuk kepentingan pembelajaran belum memasyarakat secara
maksimal karena selama ini audio kaset lebih banyak dimanfaatkan untuk
kepentingan hiburan. Namun, sebenarnya audio kaset cukup efektif dan efisisen
untuk dimanfaatkan dalam proses pembelajaran di kelas untuk keterampilan
mendengar.
Rekaman audio merupakan jenis media yang
dapat digunakan untuk pembelajaran bahasa, latihan membaca Al-Qur’an, dan
latihan-latihan yang bersifat verbal. Misalnya, rekaman untuk pelajaran bahasa
asing, rekaman kegiatan diskusi dan seminar, rekaman bacaan Al-Qur’an, rekaman
ucapan huruf-huruf (makhraj)
Al-Qur’an, rekaman pelajaran pendidikan agama untuk suatu forum pengajian,
rekaman bacaan-bacaan sholat, doa-doa haji, dan sebagainya.
Rekaman materi pelajaran yang dikemas harus
sesuai dengan tuntutan kurikulum, tujuan pembelajaran, metode, dan kondisi
pembelajar. Pembelajaran tentang pengucapan (pronounciation)
dan keterampilan mendengar (listening
skill) sangat efektif jika menggunakan audio kaset. Dalam penggunaan audio
kaset, yang perlu diperhatikan adalah manfaat, karakteristik positif dan
negatif audio kaset.
a. Beberapa kelebihan audio kaset sebagai media
pendidikan diuraikan di bawah ini:
1. Alat perekam pita magnetik mempunyai fungsi
ganda yang efektif sekali, untuk merekam, menampilkan rekaman, dan
menghapusnya. Playback dapat segera dilakukan setelah rekaman selesai pada
mesin yang sama.
2. Pita rekaman dapat diputar berulang-ulang tanpa
mempengaruhi volume.
3. Rekaman dapat dihapus secara otomatis dan
pitanya bisa dipakai lagi.
4. Pita rekaman dapat digunakan sesuai jadwal
yang ada. Guru dapat secara langsung mengontrolnya.
5. Program kaset dapat menyajikan
kegiatan-kegiatan atau hal-hal di luar sekolah. (Hasil wawancara atau
rekaman-rekaman kegiatan).
6. Program kaset bisa menimbulkan berbagai
kegiatan (diskusi, dramatisasi, dan sebagainya).
7. Program kaset memberikan efisiensi dalam
pengajaran bahasa (Laboratorium bahasa).
b. Audio kaset mempunyai kelemahan sebagai
berikut:
1. Daya jangkaunya terbatas. Jika radio sekali
disiarkan dapat menyiarkan pendengar yang massal tempat-tempat yang berbeda,
program kaset hanya terbatas ditempat program disajikan saja.
2. Dari segi biaya pengadannya bila untuk
sasaran yang banyak jauh lebih mahal.
c.
Manfaat
media rekaman audio kaset:
1.
Menyajikan
kegiatan di luar kelas ataupun di luar sekolah. Misal, wawancara, rekaman
kegiatan, dan sejenisnya.
2.
Menimbulkan
berbagai kegiatan. Misal, diskusi, dramatisasi, dan sejenisnya.
3.
Memberikan
efisiensi dalam pengajaran bahasa dan musik.
4.
Pada pelajaran
pendidikan agama Islam, dapat memberikan efisiensi dalam pengajran Al-Qur’an,
bahasa Arab, tuntunan bacaan sholat, tuntunan bacan doa-doa ibadah haji, dan
sebagainya.
d. Karakteristik positif audio kaset:
1.
Untuk
tujuan kognitif, audio kaset dapat digunakan untuk mengajar pengenalan suara
suatu obyek belajar.
2.
Untuk
tujuan psikomotorik, audio kaset dapat digunakan untuk mengajar keterampilan
verbal.
3.
Materi
pelajaran sudah terpaket sedemikian rupa sehingga mudah diproduksi.
4.
Pengadaan
relatif mudah, terutama jika dibandingkan dengan media audio-visual.
5.
Dapat diisi
dengan pengajarn berprogram, sehingga dapat digunakan untuk belajar mandiri
atau belajar sendiri.
6.
Dapat
memotivasi suasana belajar, karena dapat dilengkapi dengan unsur musik.
7.
Praktis
penggunaannya, terutama sifatnya yang mudah digunakan dan dapat diputar kembali
secara berulang-ulang sesuai dengan keinginan.
e. Karakteristik negatif audio kaset:
1.
Daya
jangkau terbatas.
2.
Apabila
diperuntukkan untuk jangkauan luas, pengadaan audio kaset mahal.
3.
Kurang
efektif untuk materi pelajaran yang mempunyai kadar kesukaran tinggi, seperti
matematika, kimia, dan fisika.
4.
Audio kaset
lebih mudah menciptakan suasana jenuh dan membosankan.
2. Radio
Elektronik secara teknis adalah sebuah alat
elektronik yang dilengkapi dengan perangkat penerima gelombang elektromaknetis
dan perangkat penyiaran. Maka dalam konteks ini, pengertian radio sebagai media
pembelajaran lebih ditonjolkan pada radio siaran (broadcast). Radio merupakan media audio yang disiarkan. Program
radio telah lama digunakan sebagai sarana pembelajaran untuk menyampaikan
materi pembelajaran pada beberapa lembaga pendidikan jarak jauh di seluruh
dunia termasuk Indonesia. Fungsi radio adalah menyampaikan pesan atau
pembelajar. Media radio sebagai media pembelajaran tentu juga memiliki
keterbatasan dan kelebihan.
a. Kelebihan media radio:
Media radio merupakan media siaran, juga
dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk menyampaikan materi
pembelajaran dan pada beberapa lembaga pendidikan jarak jauh media ini sudah
lazim digunakan. Radio sebagai media siaran memiliki kelebihan sebagai berikut:
1. Harganya relatif murah dan variasi programnya
lebih banyak daripada televisi.
2. Mudah dipindahkan (mobile).
3. Jika digunakan bersama-sama dengan alat
perekam, radio dapat mengatasi problem jadwal.
4. Program radio dapat direkam dan diputar lagi
sesuka pemakai.
5. Program audio dapat mengembangkan daya
imajinasi.
6. Siaran lewat suara terbukti sangat tepat atau
cocok untuk mengajarkan musik, bahasa, dan Al-Qur’an.
7. Dapat merangsang partisipasi aktif pendengar.
Sambil mendengarkan, siswa bisa menggambar, menulis, melihat peta, menyanyi
ataupun menari.
8. Radio dapat memusatkan perhatian siswa pada
kata-kata yang digunakan, pada bunyi dan artinya. Terutama bagi program sastra
atau puisi.
9. Radio dapat mengerjakan hal-hal tertentu
secara lebih baik bila dibandingkan dengan jika dikerjakan oleh guru, antara
lain:
1. Radio dapat menampilkan ke dalam kelas “guru-guru
yang ahli” dalam bidang studi tertentu, sehingga dapat mengatasi masalah
kekurangan guru yang layak untuk mengajar.
2. Pelajaran lewat radio lebih bermutu, baik
dari segi ilmiah maupun metodis. Ini mengingat guru-guru kita jarang yang
mempunyai waktu dan sumber-sumber untuk mengadakan penelitian dan menambah
ilmu, sehingga bisa dibayangkan bagaimana mutu pelajarannya.
3. Radio dapat menyajikan laporan-laporan
seketika (on the spot). Pelayanan
radio yang sudah maju mempunyai banyak sumber di perpustakaan arsipnya yang
siap dipakai.
4. Siaran-siaran yang aktual dapat memberikan
suasana kesegaran (immediacy) pada
sebagian besar topik.
10. Radio dapat menegrjakan hal-hal tertentu yang
tidak dapat dikerjakan oleh guru. Radio dapat menyajikan pengalaman-pengalaman
dunia luar kelas. Kisah petualangan seorang pengembara bisa dituturkan ke
kelas-kelas secara langsung lewat radio.
11. Radio dapat mengatasi batasan ruang dan
waktu, jangkauannya luas.
b. Kelemahan media radio:
1) Sifat komunikasinya hanya satu arah (one way communication).
2) Siarannya disentralisasikan sehingga pengajar
tidak dapat mengontrolnya.
3) Proses integrasi siaran radio ke dalam
kegiatan proses pembelajaran di kelas seringkali menyulitkan. Artinya,
penjadwal pelajaran dan siaran menimbulkan masalah.
4) Program siaran lebih banyak hiburan, sehingga
tidak dapat diisi dengan materi pelajaran dalam porsi yang banyak.
5) Kurang dapat membahas mata pelajaran secara
mendalam, karena dibatasi oleh jam siaran suatu program siaran radio.
6) Komunikasi satu arah maka memerlukan
perhatian serius untuk mengingat materi yang telah disampaikan lewat program
siaran radio. Bagi pendengar atau pembelajar yang lemah daya ingatnya akan
mengalami kesulitan untuk mengingat-ingat kembali materi pelajran yang telah
disampaikan.
Selain ada kelebihan serta kelemahan radio,
ada beberapa hal yang dapat dipertimbangkan untuk penggunaan radio sebagai
media pembelajaran, yaitu:
1) Program pengajaran melalui radio akan
menampilkan pengajar ahli dalam bidang tertentu yang mungkin jarang ditampilkan
di sekolah atau di kelas.
2) Program siaran radio lebih bermutu dari segi
ilmiah dan metodisnya.
3) Program siaran radio laporan-laporannya
seketika (on the spot), karena banyak
sumber.
4) Program siaran radio, suasana kesegaran dan
program siarannya tetap aktual.
5) Mengerjakan hal-hal tertentu yang mungkin
tidak dapat dikerjakan oleh pengajar di kelas.
6) Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu serta
daya jangkauannya sangat luas.
c.
Laboratorium
bahasa
Laboratorium bahasa dikategorikan sebagai
media audio, karena media ini menggunakan seperangkat “alat-alat audio” yang
berupa tape recorder dan pita kaset
yang disalurkan melalui kabel pada headphone.
Dengan perangkat alat-alat ini, program pengajaran bahasa dapat mengkoordinasi
pendengaran pembelajar sehingga lebih terkonsentrasi pada materi pelajaran
bahasa.
Laboratorium bahasa merupakan alat untuk
melatih pembelajar mendengar dan berbicara dalam bahasa asing dengan jalan
menyajikan materi pelajaran yang disiapkan sebelumnya. Media yang dipakai
adalah alat perekam. Jadi, dapat dikatakan bahwa laboratorium bahasa terdiri
dari seperangkat alat-alat elektronik auditif, yang melatih pembelajar
mendengarkan dan berbicara.
Media laboratorium sebagai media audio
memiliki beberapa manfaat, yaitu:
1) Latihan pendengaran, sehingga seseorang dapat
melafalkan kata-kata asing yang didengar melalui headphone secara fasih seperti
aslinya.
2) Latihan pengucapan, pembelajar menirukan
ucapan pengajar yang melalui headphone secara baik dan tepat.
3) Pembelajar dapat membandingkan ucapannya
dengan ucapan pengajar.
4) Pembelajar dapat segera memperbaiki
kesalahan-kesalahan yang dibuatnya.
5) Laboratorium bahasa, selain dimanfaatkan
untuk pengajaran bahasa asing, juga dapat digunakan untuk pengajaran Al-Qur’an.
Pengajaran membaca Al-Qur’an juga mengandalkan “pendengaran” (audio) untuk
mengidentifikasi ucapan huruf-huruf secara benar dan fasih. Dengan pengajaran membaca
Al-Qur’an melalui laboratorium bahasa, pembelajar dapat mendengarkan bacaan
Al-Qur’an secara jelas dan fasih dari pengajar. Pembelajar dapat menirukan
ucapan dan bacaan pengajar, dan sekaligus dapat mendengarkan bacaan sendiri.
Pembelajar dapat membandingkan bacaannya sendiri dengan bacaan pengajarnya, dan
dapat melakukan perbaikan apabila terjadi kesalahan bacaan dari pembelajar.
Dari uraian di atas,
dapat disimpulkan bahwa tekanan utama media laboratorium bahasa adalah pada:
a)
Pendengaran,
yaitu cara mendengarkan yang benar sangat penting dalam proses belajar bahasa
asing dan belajar membaca Aal-Qur’an, sehingga tidak terjadi salah persepsi,
mengucapkan, membaca serta memberikan makna atau terjemahan. Apabila terjadi
kesalahan dalam mendengar maka akan mengacaukan ucapan, bacaan dan pemaknaan
selanjutnya yang juga berakibat pada kesalahan persepsi.
b)
Latihan
mengucapkan dengan baik dan fasih, maka untuk pembelajaran membaca Al-Qur’an,
lebih efektif dapat dilakukan dengan menggunakan media laboratorium bahasa.
F.
Macam-Macam
Alat Penyimpanan File Audio
1. Piringan Hitam (PH)
Alat penyimpan file
audio (modern) yang pertama ditemukan adalah piringan hitam. Ia memiliki pena
bergetar yang berfungsi untuk menghasilkan bunyi/suara dari sebuahdisc. Alat
yang diperlukan untuk memutar piringan hitam adalah Gramophone.
2. Kaset
Kaset adalah alat
penyimpan file audio yang berbentuk pita kaset. Setiap pita kaset mampu
menyimpan file audio yang berdurasi sekitar 1 jam di setiap sisinya. Kualitas
suaranya cukup baik. Penurunan kualitas suara dapat terjadi jika pita kaset
rusak, jamuran, kotor dan lain-lain. Alat untuk memutar kaset bisa berupa radio
tape, tape deck atau bisa juga diputar dengan menggunakan walkman.
3. CD dan DVD
CD ( Compact Disc ) dan
juga DVD ( Digital Compact Disc ) adalah sebuah media penyimpanan file audio
yang dibuat untuk merampingkan sistem
penyimpanannya. Selain ramping, keduanya
memiliki kemampuan menyimpan file yang
lebih banyak jika dibandingkan dengan pita kaset. Kualitas suara yang dihasilkan juga lebih bagus. Kualitas suara akan
menurun atau bahkan hilang jika permukaandisc tergores, kotor, berjamur atau
mengalami kerusakan lainnya. Alat yang diperlukan untuk memutar CD atau DVD audio adalah CD player dan
atau DVD player.
4. MP3
MP3 merupakan salah
satu bentuk (format) penyimpanan file audio digital yang dianggap popular saat
iini. Disamping ukuran filenya yang lebih kecil, MP3 juga memberikan kualitas
suara yang lebih bagus jika dibandingkan dengan CD audio. Alat untuk memutar
MP3 adalah MP3 player. Selain itu MP3 juga bisa diputar dengan iPod. iPod
adalah salah satu merk dari serangkaian alat pemutar media digital yang
dirancang, dikembangkan dan dipasarkan oleh Apple Computer.
5. Audio Digital (WAV)
WAV atau Waveform audio
format, merupakan salah satu format penyimpanan file audio yang dirancang dan
dikembangkan oleh microsoft dan IBM. Perangkat yang diperlukan untuk memutar
WAV salah satunya adalah iPod. iPod merupakan salah satu merk sebuah alat
pemutar WAV yang dikeluarkan oleh Aplle Computer. Microsoft juga mengeluarkan
produk sejenis yang bisa digunakan untuk memutar WAV maupun MP3,
dengan merk Zune.
G.
Prosedur
Pembuatan Media Audio
Pembuatan media audio
pembelajaran memerlukan beberapa tahapan kegiatan. Tahapan kegiatan tersebut,
yaitu pra-produksi, produksi, dan pasca produksi.
1. Pra Produksi
Kegiatan-kegitan yang
dilakukan pada tahapan Pra Produksi yaitu telaah kurikulum dan penulisan
naskah.
a. Telaah Kurikulum
Dalam mengembangkan
media untuk menunjang pembelajaran, semestinya mengacu pada kurikulum.
Kurikulum dijadikan sebagai acuan utama, dalam menentukan kompetensi yang akan
dimuat untuk diajarkan kepada siswa melalui media audio. sehingga media
pembelajaran yang dibuat sesuai dengan tujuan dan tepat sasaran.
Telaah kurikulum harus
dilakukan oleh guru, dikaji oleh ahli materi dan ahli media. peranan Guru
adalah menentukan materi dalam media yang dapat mewakili kompetensi yang
diharapkan yang akan yang sesuai dengan kompetensi dan jejang pendidikan.
Sebagai contoh, materi SD harus ditelaah oleh guru SD, materi SMP ditelaah oleh
guru SMP, dan seterusnya.
Peranan ahli materi
yaitu untuk menjaga agar materi tetap harus benar dan sesuai dengan sasaran
tidak lebih dan tidak kurang. Di samping itu ahli materi juga harus
menginformasikan perkembangan ilmu tersebut yang terkini.
Peranan ahli media
harus mengkaji dan memastikan pemilihan materi yang akan diangkat ke dalam
media audio sesuai dengan karakteristik media tersebut, karena tidak semua
materi yang ada di kurikulum dapat dibuat ke dalam media audio secara menarik.
b. Penulisan Naskah
Langkah selanjutnya
yaitu penulisan naskah. Naskah ditulis oleh orang yang dianggap mampu untuk
menulis naskah audio. Naskah yang ditulis akan dikaji oleh ahli materi dan ahli
media. Ahli materi akan mengkaji kebenaran, kecukupan, dan ketepatan pemilihan
aplikasi atau contohnya. Sedangkan ahli media akan mengkaji kemenarikan
penyampaian materi tersebut sesuai karakteristik media audio, misalnya pemain,
perwatakan, pilihan kata/bahasa, konflik, musik, sound effect, dll.
Tahapan penulisan
naskah, yaitu persiapan, penelitian, pengorganisasian informasi,
penulisan
sinopsis dan treatment, dan skenario/naskah.
2. Produksi
Produksi media audio
ini diawali dengan diterimanya naskah oleh team produksi. Setelah itu dilakukan
langkah-langkah produksi, yaitu: pembentukan tim produksi, rembug naskah (script conference), Pemilihan pemain
(casting), latihan kering, rekaman (recording), editing dan mixing,
preview, pembuatan master (mastering).
a. Team Produksi
Produksi media audio
ini merupakan kerja bersama(team work),
kerja dari sekelompok orang yang memiliki keahlian atau
ketrampilan berbeda, sehingga diperlukan koordinasi antar anggota tim
sehingga terwujud media audio yang baik, menarik dan komunikatif. Anggota tim
tersebut yaitu :
1)
Sutradara,
orang yang bertanggung jawab atas semua aspek manajemen dan artistik dari
sebuah produksi.
2)
Operator,
mempersiapkan peralatan rekam dan bertanggung jawab atas hasil
perekaman.
3)
Teknisi,
mengontrol dan memastikan semua peralatan dalam keadaan siap pakai.
4)
Penata
musik, mempersiapkan musik dan sound
effect sesuai dengan naskah.
5)
Editor, melakukan koreksi terhadap hasil rekaman dan melakukan mixing tutur (dialog / drama) dengan
musik dan sound effect yang
diperlukan sesuai naskah.
c.
Rembuk
Naskah (Script Conference)
Setelah Sutradara
menerima dan mempelajari, kemudian dilakukan rembuk naskah dengan penulis
naskah, ahli materi dan ahli media. Rembuk naskah diperlukan untuk menyamakan
persepsi pemahaman terhadap naskah, sehingga apabila diproduksi tidak terjadi
kesalahan yang fatal.
d.
Pemilihan
Pemain (Casting)
Setelah rembuk naskah
dilakukan, langkah selanjutnya yaitu pemilihan pemain. Pemain disini adalah
orang yang akan memerankan tokoh dalam naskah. Pemilihan pemain yang baik,
sesuai dengan karakter tokoh yang dituntut dalam naskah akan membuat media
audio bagus dan menarik.
e.
Latihan Kering
Latihan kering
maksudnya, para pemain diberi kesempatan untuk mempelajari naskah dan berlatih
sebelum rekaman, agar mereka benar-benar paham akan isi pesan, alur cerita dan
peran masing-masing dalam naskah tersebut. Hal ini untuk menghindari banyak kesalahan
pada saat rekaman.
f.
Rekaman(Recording)
Rekaman adalah proses
pengambilan suara dari masing-masing pemain. Sutradara adalah pengendali
sepenuhnya jalannya rekaman. Sutradara bertanggung jawab atas kualitas hasil
rekaman.
g. Editing dan Mixing
Editing: maksudnya adalah membuang atau memotong kata-kata salah
yang dianggap tidak perlu atau juga menambah efek, misalnya echo.
Mixing: maksudnya mencampur atau menambah musik, background, dan soundeffect sehingga media audio lebih
terkesan menarik.
h.
Preview
Preview adalah kegiatan
evaluasi terhadap hasil produksi. Preview ini dilakukan oleh tim yang
melibatkan pengkaji materi, pengkaji media, dan sutradara sebagai penanggung
jawab produksinya. Evaluasi terhadap hasil produksi ini ditinjau dari segi
materi dan media. Dari segi materi misalnya ketepatan pengucapan. Tinjauan
media, misalnya ketepatan penggunaan musik, efek suara (sound effect), kualitas suara, meliputi ada tidaknya noise, kestabilan volume. Jika hasil
produksi belum dinyatakan layak, maka harus dilakukan perbaikan sesuai dengan
masukan tim preview.
i.
Pembuatan
Master Audio Pembelajaran (Mastering)
Menyimpan atau merekam
hasil produksi media audio pembelajaran ini dalam kaset, CD, atau media
penyimpanan lainnya. Master media audio pembelajaran ini yang kemudian akan
dijadikan master jika diperlukan penggandaan.
j.
Cara Penggunaan Media Audio
Dalam pembuatan atau penggunaan media ada
beberapa peralatan pokok yang harus diperhatikan yaitu: mikrofon, alat
perekam (recorder ), alat pemutar hasil rekaman ( player), alat
penyampur sumber suara (mixer) dan beberapa fasilitas lainnya yang diperlukan, Rivai
( 2005 : 152 ).
Langkah–langkah untuk mempersiapkan Media
Audio, Arsyad (2003:46) adalah:
a. Mempersiapkan diri.
b. Mempersiapkan kesiapan siswa.
c. Mendiskusikan membahas materi program audio.
d. Mendengarkan materi audio yang akan dibahas.
Sedangkan menurut, Sudjana ( 2005 : 130
) langkah – langkah yang harus dipersiapkan dalam menggunakan media audio
meliputi tiga hal, yaitu :
a. Langkah persiapan meliputi : persiapan dalam
merencanakan, memberikan pengarahan terhadap siswa mengenai ide – ide yang
sulit, menentukan sasaran dan periksa peralatan.
b. Langkah penyajian meliputi : menyajikan waktu
yang tepat, mengatur situasi ruangan, berikan motivasi untuk siswa.
c. Tindak lanjut.
Teknik penggunaan rekaman menurut, Hamalik
(1994 : 103) antara lain:
a. Kelas harus dibawa kearah belajar mendengarkan
rekaman secara aktif.
b. Guru hendaknya mengenal dan memahami rekaman
tersebut.
c. Menguasai penggunaan rekaman dan cakap
mempergunakan rekaman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar