Senin, 23 Desember 2013

Teruntuk Teman-Teman Mahasiswa, Khususnya Mahasiswa Keguruan



Hi Dear, yang Insya Allah Jadi Bapak/Ibu Guru, Kuliah Cari Ilmu atau Cari Ijazah, sih?
 “Ketika kita kuliah, maka tidak semata-mata tujuannya untuk mencari nilai yang tinggi karena nilai hanyalah hadiah dari apa yang sudah kita usahakan.” Kalimat itu saya catat baik-baik di ingatan saya sewaktu pertemuan pertama saya dan teman-teman dengan salah satu dosen di mata kuliah Bahasa Indonesia kami. Sederhana, tapi cukup penting untuk direnungkan. Kalimat sederhana yang diucapkan bu dosen di awal pertemuan kami itu cukup membuat saya kembali merenung, bahwa “nilai” bukan tujuan utama kami kuliah. Lalu, kalau bukan untuk mencari nilai atau ijazah, apa tujuan kita kuliah? Membahagiakan orang tua dengan menuruti perintahnya untuk kuliah di fakultas keguruan, kah? Atau, lebih dari itu?
Sungguh, dalam kerugian besar, mahasiswa yang mahal-mahal membayar kuliah dan tujuannya hanya  untuk memperoleh ijazah saat lulus nanti. Dear, sebagai muslim, menuntut ilmu merupakan kewajiban. Rasullullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pernah bersabda, "Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim." (Shahih, HR. Baihaqi dan lainnya dari Anas dan lainnya. Dishahihkan Al Albani, lihat Shahihul Jami’ no. 3913). Sama-sama kuliah, sama-sama membayar mahal, tapi hasil yang didapatkan bisa berbeda, tergantung niatnya. Kalau niat kita kuliah hanya untuk mencari ijazah SI PGSD misalnya, maka kelak hasil yang kita dapatkan tidak jauh berbeda dengan apa yang telah kita niatkan di awal karena sebuah niat atau tujuan sangat mempengaruhi langkah kaki kita kedepannya. Begitu juga kalau niat kita kuliah di PGSD adalah untuk melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim untuk menuntut ilmu, untuk mencerdaskan kehidupan umat, berdakwah, mencari ridha Allah, dan ingin menjadi guru terbaik untuk anak didik sekaligus anak kandung kita kelak maka hasil yang akan kita dapatkan Insya Allah juga tidak akan jauh berbeda dengan apa yang kita niatkan di awal.
Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh, Umar bin Al-Khathab radhiyallahu 'anhu, ia berkata : “Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya itu karena kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang akan dikawininya, maka hijrahnya itu kepada apa yang ditujunya”.
Untuk itu, kita harus sering-sering menengok hati kita untuk memastikan bahwa niat kita masih lurus sesuai tujuan awal sebab tidak selamanya niat itu lurus, loh. Nah, kalau niat di awal sudah baik, Insya Allah tidak akan ada kata “menghalalkan segala cara” untuk mencapai tujuan, kan, Dear? Tidak ada niat baik yang ditempuh dengan cara yang tidak baik, bukan begitu? Sambil menyelam minum air. Kalau niat awal kita kuliah adalah untuk mencari ilmu maka Insya Allah secara otomatis ilmu dan ijazah pasti akan kita dapat. Tapi, kalau niat kita hanya mencari ijazah, kemungkinan besar kita hanya akan mendapat ijazah saja, tidak dengan ilmu. Bukankah untuk menjadi guru profesional itu harus mempunyai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, serta kompetensi profesional dan bukan hanya mempunyai ijazah semata? So, yang masih mempunyai niat kuliah hanya untuk mencari ijazah, yuk mari perbaiki niatnya dan yang sudah mempunyai niat kuliah memang untuk mencari ilmu, yuk teguhkan lagi niatnya! Insya Allah lebih berkah, Dear. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar