Hi Dear, yang Insya Allah Jadi
Bapak/Ibu Guru, Kuliah Cari Ilmu atau Cari Ijazah, sih?
“Ketika
kita kuliah, maka tidak semata-mata tujuannya untuk mencari nilai yang tinggi
karena nilai hanyalah hadiah dari apa yang sudah kita usahakan.” Kalimat itu
saya catat baik-baik di ingatan saya sewaktu pertemuan pertama saya dan
teman-teman dengan salah satu dosen di mata kuliah Bahasa Indonesia kami.
Sederhana, tapi cukup penting untuk direnungkan. Kalimat sederhana yang diucapkan
bu dosen di awal pertemuan kami itu cukup membuat saya kembali merenung, bahwa
“nilai” bukan tujuan utama kami kuliah. Lalu, kalau bukan untuk mencari nilai
atau ijazah, apa tujuan kita kuliah? Membahagiakan orang tua dengan menuruti perintahnya
untuk kuliah di fakultas keguruan, kah?
Atau, lebih dari itu?
Sungguh, dalam kerugian besar,
mahasiswa yang mahal-mahal membayar kuliah dan tujuannya hanya untuk memperoleh ijazah saat lulus nanti. Dear, sebagai muslim, menuntut ilmu
merupakan kewajiban. Rasullullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pernah bersabda,
"Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim." (Shahih, HR. Baihaqi
dan lainnya dari Anas dan lainnya. Dishahihkan Al Albani, lihat Shahihul Jami’
no. 3913). Sama-sama kuliah, sama-sama membayar mahal, tapi hasil yang
didapatkan bisa berbeda, tergantung niatnya. Kalau niat kita kuliah hanya untuk
mencari ijazah SI PGSD misalnya, maka kelak hasil yang kita dapatkan tidak jauh
berbeda dengan apa yang telah kita niatkan di awal karena sebuah niat atau tujuan
sangat mempengaruhi langkah kaki kita kedepannya. Begitu juga kalau niat kita
kuliah di PGSD adalah untuk melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim untuk
menuntut ilmu, untuk mencerdaskan kehidupan umat, berdakwah, mencari ridha
Allah, dan ingin menjadi guru terbaik untuk anak didik sekaligus anak kandung
kita kelak maka hasil yang akan kita dapatkan Insya Allah juga tidak akan jauh
berbeda dengan apa yang kita niatkan di awal.
Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh, Umar
bin Al-Khathab radhiyallahu 'anhu, ia berkata : “Aku mendengar Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Segala amal itu tergantung niatnya,
dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Maka barang siapa yang
hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan
Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya itu karena kesenangan dunia atau karena
seorang wanita yang akan dikawininya, maka hijrahnya itu kepada apa yang
ditujunya”.
Untuk itu, kita harus sering-sering
menengok hati kita untuk memastikan bahwa niat kita masih lurus sesuai tujuan
awal sebab tidak selamanya niat itu lurus, loh.
Nah, kalau niat di awal sudah baik, Insya Allah tidak akan ada kata “menghalalkan
segala cara” untuk mencapai tujuan, kan, Dear?
Tidak ada niat baik yang ditempuh dengan cara yang tidak baik, bukan begitu?
Sambil menyelam minum air. Kalau niat awal kita kuliah adalah untuk mencari
ilmu maka Insya Allah secara otomatis ilmu dan ijazah pasti akan kita dapat.
Tapi, kalau niat kita hanya mencari ijazah, kemungkinan besar kita hanya akan
mendapat ijazah saja, tidak dengan ilmu. Bukankah untuk menjadi guru
profesional itu harus mempunyai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, serta kompetensi profesional dan bukan hanya mempunyai
ijazah semata? So, yang masih
mempunyai niat kuliah hanya untuk mencari ijazah, yuk mari perbaiki niatnya dan yang sudah mempunyai niat kuliah
memang untuk mencari ilmu, yuk
teguhkan lagi niatnya! Insya Allah lebih berkah, Dear. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar