Jumat, 10 Januari 2014

Hubungan antar Keterampilan Berbahasa

Hubungan antara menyimak dan berbicara
Menyimak dan berbicara merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang langsung. Menyimak bersifat reseptif sedangkan berbicara bersifat produktif. Kegiatan menyimak diawali dengan mendengarkan dan pada akhirnya memahami apa yang disimak. Untuk memahami isi bahan simakan diperlukan suatu proses berikut:
Mendengarkan.
Mengidentifikasi.
Menginterpretasi atau menafsirkan.
Memahami.
Menilai.
Menanggapi apa yang disimak.
Dalam hal ini, menyimak memiliki tujuan yang berbeda-beda, yaitu untuk mendapatkan fakta, mengevaluasi fakta, mendapat inspirasi, menghibur diri, dan meningkatkan kemampuan berbicara.  Kegiatan menyimak didahului oleh kegiatan berbicara. Kegiatan berbicara dan menyimak saling melengkapi dan berpadu menjadi komunikasi lisan, seperti saat dalam bercakap-cakap, diskusi, tanya-jawab, dan sebagainya.

Hubungan antara menyimak dan membaca
Menyimak dan membaca sama-sama merupakan keterampilan yang bersifat reseptif. Menyimak berkaitan dengan penggunaan bahasa ragam lisan sedangkan membaca merupakan aktifitas berbahasa ragam tulis. Penyimak maupun pembaca melakukan aktifitas pengidentifikasian terhadap unsur-unsur bahasa yang berupa suara (menyimak), maupun berupa tulisan (membaca) yang selanjutnya diikuti dengan proses decoding guna memperoleh pesan yang berupa konsep, ide, atau informasi.

Hubungan antara menyimak dan menulis
Ketika menulis, seseorang membutuhkan inspirasi, ide, atau informasi untuk membuat tulisannya. Hal ini dapat diperoleh dari berbagai sumber. Sumber tercetak seperti buku, majalah, surat kabar, jurnal, dan sebagainya sedangkan dari sumber yang tidak tercetak seperti radio, televisi, ceramah, pidato, wawancara, dan diskusi. Jika dari sumber tercetak informasi itu diperoleh dengan membaca sedangkan dari sumber tidak tercetak informasi itu diperoleh dengan menyimak. Di dalam proses perkuliahan, mahasiswa menyimak penjelasan dari dosen maupun teman yang presentasi dengan seksama demi mendapatkan ilmu. Demikian juga seorang penulis, ia harus pandai-pandai menyimak suatu informasi yang baru sebagai bahan untuk tulisannya. Melalui menyimak, penulis tidak hanya memperoleh ide atau informasi untuk tulisannya, namun juga menginspirasi tata saji dan struktur penyampaian lisan yang menarik, yang berguna untuk aktifitas menulisnya.

Hubungan antara berbicara dan membaca
Ketika berbicara, seseorang membutuhkan inspirasi, ide atau informasi untuk bahan pembicaraannya. Hal ini dapat diperoleh dari berbagai sumber. Inspirasi, ide atau informasi itu dapat diperoleh dengan membaca, salah satunya dari sumber tercetak yang berbentuk buku, majalah, surat kabar ataupun jurnal. Melalui membaca, pembicara tidak hanya memperoleh ide atau informasi untuk bahan pembicaraannya, namun juga menginspirasi tata saji dan struktur penyampaian lisan yang menarik, yang berguna untuk aktifitas berbicaranya.

Hubungan antara berbicara dan menulis
Berbicara dan menulis merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat produktif. Berbicara merupakan kegiatan ragam lisan sedangkan menulis merupakan kegiatan berbahasa ragam tulis. Menulis pada umumnya merupakan kegiatan berbahasa tidak langsung sedangkan berbicara merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat langsung. Berbicara pada hakikatnya merupakan suatu proses berkomunikasi di mana di dalam proses tersebut terjadi pemindahan pesan dari suatu pihak (komunikator). Pesan akan disampaikan kepada komunikan lebih dahulu diubah ke dalam simbol-simbol yang dipahami oleh kedua belah pihak.

Hubungan antara membaca dan menulis
Membaca dan menulis merupakan aktifitas berbahasa ragam tulis. Menulis adalah kegiatan berbahasa yang bersifat produktif sedangkan membaca adalah kegiatan yang bersifat reseptif. Seorang penulis menyampaikan gagasan, perasaan atau informasi dalam bentuk tulisan. Sebaliknya, seorang pembaca memahami gagasan, perasaan atau informasi yang disajikan dalam bentuk tulisan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar